Connect Us


Top Ads

Psy - Gangnam Style

Rabu, 15 April 2015

Asal Usul Desa Kalijambe, Sragii, Pekalongan

ASAL USUL DESA KALIJAMBE

               Desa kaliijambe merupakan sebuah desa yang masuk di wilayah Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, terletak di daerah tengah (kecamatan sagi) wilayah  barat dari Kabupaten Pekalongan, berbatasan  dengan  aliran  sungai Sragi dengan kecamata bojong.
Dewasa ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui asal-usul tentang
Desa kalijambe, baik dari sejarah maupun cerita rakyat, mitos, legenda yang membahas tentang Desa Kalijambe termasuk nama-nama dan pengertian arti kata dari masing-masing dukuh/dusun yang ada didalamnya, bahkan arti nama atau asal-usul nama desa disekitar Desa Kalijambe, perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik sosial ekonomi, budaya, agama dan nama-nama tokoh agama Islam yang ada, juga nama-nama Lurah/Kepala Desa Kalijambe dari masa ke masa.
Apabila masyarakat tidak mengenal dan tidak mengetahui sejarah daerahnya sendiri, maka dapat dipastikan 50 tahun kedepan masyarakat akan tenggelam ditelan sejarah kelam masuknya sejarah dan budaya asing, dan masyarakat akan kehilangan jati dirinya serta tidak akan pernah tahu bagaimana yang sebenarnya tentang sejarah daerahnya sendiri.
 Penulis akan mencoba untuk menyajikan tulisan ini tentang terbentukanya/babad  Desa Kalijambe yang dikemas secara sederhana agar dapat dengan mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh pembaca dengan harapan dapat membuka tabir rahasia dari daerah/Desa Kalijambe tersebut yang kemudian dapat disumbangkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dilupakan oleh generasi mendatang.
Sehingga sangat tepat apa yang dikatakan oleh Bung Karno sang Proklamator yang sekaligus sebagai Presiden R.I. pertama tentang Jasmerah (Jangan sekali-kali melupakan sejarah).
Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada ahli sejarah atau tokoh lokal yang menulis tentang sejarah Desa Kalijambe, sehingga ketika timbul suatu pertanyaan tentang bagaimana sejarah/babad Desa Kalijambe belum dapat terjawabkan. Oleh karena itu penulis perlu dan berharap semoga usaha penulis membuat kisah ini akan menggugah para sejarawan atau tokoh lokal untuk memperhatikan masalah yang berkaitan dengan sejarah atau babad Desa Kalijambe, yang pada gilirannya dapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
Sejarah daerah sebagai hasil budaya manusia yang bersahaja, lebih banyak berupa cerita dari mulut ke mulut, berupa legenda, dongeng dan mitos yang oleh orang Barat  dikatakan tidak riil, penuh dengan kegaiban, fantasi dan spekulasi
Penulis berkeyakinan, bahwa di Desa Kalijambe masih banyak menyimpan  bahan-bahan sejarah berpotensi dan ilmu pengetahuan yang belum banyak diungkap, sehingga tulisan ini diharapkan menggugah masyarakat, khususnya bagi masyarakat daerah/Desa Kalijambe untuk mengenal sejarahnya sendiri.
Dari pernyataan tersebut, jelaslah bahwa sejarah daerah Desa Kalijambe juga merupakan saksi dari waktu, obor dari kebenaran, kenang-kenangan hidup bagi yang berkepentingan, guru bagi yang mau meneladani serta jelas merupakan pesuruh dari zaman kuno. Dengan berdasar pada pernyataan tersebut, penulis akan berusaha mengungkap apa yang sebenarnya pernah terjadi di daerah Desa Kalijambe
Berdasarkan uraian di atas cukuplah bagi penulis untuk menyusun Sejarah  ini dengan judul : Babad Desa Kalijambe Dan Perkembanganya.



    Letak Desa Kalijambe
Desa Kalijambe merupakan sebuah desa yang masuk di wilayah Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan,  wilayah paling barat dari Kabupaten Pekalongan, yang memiliki luas 196.43 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 1345 KK dari total penduduk desa sebanyak 5314 Jiwa. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah petani dan pedagang sedangkan hasil ekonomi Desa yang menonjol adalah padi.
        Desa Kalijambe merupakan salah satu desa di Kecamatan sragi Kabupaten Pekalongan propinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah:
Sebelah Utara                : Desa Bulak Pelem
Sebelah Selatan             : Desa Randu mukti Waren (Kec.Bojong)
Sebelah Barat                :  Desa Sumub Lor
Sebelah Timur                : Desa Purwo Rejo

  Legenda Desa
Desa Kalijambe tidak terlepas dari sebuah desa yang sarat dengan kegiatan keagamaan, bernuansa religius . Dalam nuansa penjajahan Belanda banyak tokoh-tokoh yang secara sembunyi-sembunyi dalam mensiarkan agama Islam, Tidak hanya di Desa Kalijambe saja tetapi juga di Desa lain.
Dalam menyiarkan agama , beliau-beliau mengadakan pertemuan-pertemuan yang bertujuan merembuk, mengevaluasi untuk mengatur strategi supaya tidak dicurigai oleh antek-antek Belanda dan juga untuk menyatukan pandangan cara bagaimana berdakwah baik dalam cara menyampaikan kepada masyarakat tentang akidah dalam pemahaman agama tentang Ahli Sunnah Wal Jama`ah.
Salah satu tokohnya adalah Kyai AHMAD ( BROJO GENI ), seorang prajurit Mataram Islam dalam perjalanannya untuk mengusir penjajahan Belanda dan sekaligus untuk berdakwah.Setelah pulang  dari Batavia untuk mengusir belanda beliau berembug dengan rekan rekanya antara lain KI AGENG SENGKER, ONGGO WONGSO, ONGGO YAKSO, BUYUT KALIJEM. Untuk tidak Langsung pulang ke kerajaan.
 Dan dari hasil musyawarah antar tokoh-tokoh, beliau memilih untuk berdakwah di bagian desa Kalijambe,(Dulunya masih Hutan ) dan ada aliran sungai (Sungai sragi ) Karena beliau mempunyai peliharaan seekor gajah , biar mudah untuk mandi dan minum peliharaanya. Beliau menetap dan berdakwah  di  tempat tersebut .  sedangkan Ki Ageng Sengker Ke Arah Timur,  Onggo Wongso Onggo Yakso Ke Utara Dan Buyut Kalijem Ke barat.
          Pada saat itu KYAI AHMAD (BROJO GENI )Memberi nama tempatnya KALI JAMBE , kali sing kanggo piranti ngombe gajah (dalam bahasa jawa ) .
      Mulai saat itu desa ini disebut desa Kalijambe, karena Peristiwa tersebut.
Setelah wafat  beliau dimakamkan di pemakaman umum desa Kalijambe yang letaknya di tepi Sungai , dan sampai sekarang tempatnya tetap terawat.
Ada sumber cerita lain tentang asal nama KALIJAMBE, yakni sebagian tokoh tadi bernama Branjang Kawat, beliau mempunyai senjata yang bisa membakar hutan seperti api dan senjata / ajian itu bernama BROJO GENI. Kemudian hutan yang sudah terbakar tersebut dibuat tempat pemukiman, Tapi terjadi  Keanehan   di tepi sungai  ada sebatang pohon jambe yang tidak ikut terbakar. Sehingga Ki Branjang Kawat memberi nama KALIJAMBE (Kali sing ono wit jambe  kramat ). Setelah Wafat  beliau dimakamkan di tepi Sungai perbatasan desa kalijambe dengan desa sumub Kidul.





.       Sejarah Kepemimpinan Desa  Kalijambe
Catatan pembentukan desa  Kalijambe diawalai kepemimpinan oleh seorang tokoh dalam wilayah, yang pertama Mbah Sinur  memimpin wilayah  Desa dengan 4 Pedukuhan (Dukuh Kalisih, Dukuh Gandulan, Dukuh Kalijambe dan Dukuh Genteong)
Kepemimpinan  tokoh tersebut berakhir tahun 1938 Meninggal tertembak Penjahat ,dan kepemimpinannya Berkantor dirumah belum terdapat Balai Desa hanya dibantu Beberapa perangkat Dalam  kegiatan kepemimpinannya.
Pada tahun 1938, Pemerintah desa diganti oleh Mbah Cahar. Pada tahun itu,Berdirilah pasar kalijambe. Kepemimpinan Mbah cahar tidak Bertahan lama .                                                   Kemudian pemerintahan diganti oleh Mbah Caryan. Adapun balai desanya Masih  ada di rumah. Selanjutnya pemerintahan diganti oleh Mbah Suryadi.Pemerintahan ini bertahan lama sampai tahun 1974.
     Kemudian mulai berlaku pemilihan kepala desa dengan memilih tanda gambar, dalam pemilihan kepala desa ini terpilih :                                                                                                              Bp.Suritno      dari tahun       1975 Sampai    1988.
Bp. Nurahim  dari tahun       1988  Sampai    1998.




DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bedug.html (diakses pada tanggal 23 Oktober 2012, pukul 09:55)
http://jagadkejawen.com/id/upacara-ritual/ruwatan (diakses pada tanggal 23 Oktober 2012, pukul 09:34)
http://www.pekalongankab.go.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=429&Itemid=82.html (diakses pada tanggal 22 Oktober 2012, pukul 09:02)
Raliby, Oesman, 1953, Documenta Historica, Jakarta: Bulan Bintang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2011-2012
Siswokartono, Soetomo, 2006, Rekonstruksi Sejarah Kabupaten Pemalang (Sebuah Studi Penelitian Sejarah Daerah)
Wawancara dengan Bapak Arif Rohman
Wawancara dengan Bapak Rasbi
______________________________________
[1] Soetomo Siswokartono, 2006, Rekonstruksi Sejarah Kabupaten Pemalang (Sebuah Studi Penelitian Sejarah Daerah), h. 17.
[2] Ibid,.
[3] Oesman Raliby, 1953, Documenta Historica, Bulan Bintang, Jakarta, h. 9.
[4] Soetomo Siswokartono, op.cit., h.13.
[5] http://carapedia.com/pengertian_definisi_sejarah_menurut_para_ahli.html (Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012, pukul 10:20)
[6]http://chuzblog.blogspot.com (diakses pada tanggal 20 Oktober 2012, pukul 10:45)
[7] Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2011-2012
[8] Ibid,.
[9]http://www.pekalongankab.go.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=429&Itemid=82.html (diakses pada tanggal 22 Oktober 2012, pukul 09:02)
[10] Wawancara dengan Bapak Rasbi
[11] Wawancara dengan Bapak Arif Rohman
[12] Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2011-2012
[13] http://jagadkejawen.com/id/upacara-ritual/ruwatan (diakses pada tanggal 23 Oktober 2012, pukul 09:34)
[14] http://id.wikipedia.org/wiki/Bedug.html (diakses pada tanggal 23 Oktober 2012, pukul 09:55)

1 komentar: